Kamis, 20 Maret 2008

Surat Al Fiil dan Hikmahnya

Jika kita membaca surat Al Fiil, tentu kita akan tahu bagaimana kehancuran raja Abrahah bin Al Asyram yang berdomisili di Yaman di bawah kekuasaan Kristen Romawi.
Kedengkiannya akan ramainya Ka'bah oleh para peziarah membuat ia ingin menghancurkan Ka'bah. Kedengkiannya timbul karena setelah ia membangun gereja yang megah tidak ada yang menghiraukannya untuk menziarahi gereja tersebut.

Dengan pasukan gajahnya yang hebat, Abrahah menuju Ka'bah dengan satu tujuan: Menghancurkan Ka'bah hingga rata dengan tanah.

Singkat cerita kita tahu semua cerita akhirnya. Namun, yang ingin penulis sampaikan kepada Anda pembaca budiman adalah hikmah di balik sejarah ini. Dari surat ini tersimpan himah besar yang terkadang kita tidak mengiranya.

Kita tahu semua bahwa begitu banyak serangan terhadap Nabi Muhammad akan kebenaran Al Qur'an. Ada yang mengatakan bahwa ia produk inspirasi Nabi dan ada yang mengatakan Al Qur'an adalah sebuah karya master piecenya Nabi. Ini semua tentu pepesan kosong semata. Lontaran-lontaran ngawur ini telah terbantahkan oleh sejarah, salah satunya kisah tentara gajahnya Abrahah.

Kita tahu, menurut sejarah, bahwa tanah Mekkah merupakan tanah yang tidak tersentuh oleh kekuasaan Romawi yang telah terbentang luas di jazirah Arab. Begitu luasnya kekuasan Romawi tapi terlewatkan satu daerah padang pasir yang kelak menjadi sentral peribadatan terbesar di dunia, Mekkah.

Dari sterilnya Mekkah akan penjajahan bangsa lain membuat masyrakatnya tetap berpola kebudayaan Arab yang kental dan bahasa Arab yang masih asli.

Kita tahu bahwa apabila suatu wilayah terjajah oleh bangsa lain yang lain budaya dan bahasa, maka cepat atau lambat wilyah tersebut akan terpengaruh budaya dan bahasa dari sang hegemoni.

Tidak demikiannya dengan Mekkah. Tanah kelahiran Nabi ini benar-benar steril dari penjajahan yang akibatnya membuat lisan para masyarakatnya murni bahasa Arab.

Ini perlu ditekankan sebab berulang kali Allah menegaskan bahwa Al Qur'an itu diturunkan dengan bahasa Arab murni.

Kita pun juga tahu bahwa ada toeri pengaruh dalam suatu karya. Dan ada yang melontarkan bahwa Nabi Muhammad mengutip Bibel/Injil untuk Al Qur'an. Sampai di sini mereka tidak punya bukti yanh sahih sebab bagaimana mungkin, Nabi tidak dapat membaca atau menulis dapat mengutip secara rapi Bibel/Injil.

Dapat Anda bayangkan apa yang terjadi bila Mekkah sempat dijajah oleh kerajaan Kristen raja Abrahah. Seandainya ini terjadi maka lontaran kosong di atas dapat menjadikan bukti sejarah bahwa Nabi, paling tidak, telah berinteraksi dengan dunia Kristen dalam segala hal. Hebatnya, Subhanallah, atas kehendak-Nya, Mekkah selamat dari penjajahan dan sekaligus menyelamatkan Nabi secara khusus dari fitnah kosong dan menyelamatkan bangsa Arab secara umum bahwa mereka pernah terhinakan oleh penjajahan.

Sebuah penjajahan adalah sebuah penghinaan apalagi kekuasaan Romawi menerapkan pemaksaan kepada bangsa yang dijajahnya untuk masuk ke dalam agama Kristen, agama resmi kerajaan Romawi.

Hikmah ini sangat berarti pada saat ini. Kita dapat melihat kesucian Mekkah dari penjajahan baik secara budaya, bahasa dan agama Kristen dan juga kita melihat kesucian Mekkah sebagai tanah kelahiran Nabi Muhammad dan tempat makbulnya do'a Nabi Ibrahim.

Demikianlah, semoga bermanfaat. Wallahu'alam bishowab

1 komentar:

rita thara mengatakan...

subkhanallah....
baru paham cerita dibalik suat al fiil ini...
trimakasih infonya,,
ijin ngutip buat ngajar :)
trims