Senin, 24 Maret 2008

Aha Eureka!: Dahsyatnya Pesona Nabi #3

Jika Anda seorang manager dan sedang membutuhkan karyawan, kriteria apa yang akan Anda gunakan untuk menerima seseorang untuk menjadi karyawan perusahaan Anda?

Jika Anda berpedoman pada nilai-nilai di ijazah, tentu ini adalah suatu kriteria yang dapat dipertanggung-jawabkan. Tetapi pertanyaan selanjutnya adalah: Cukupkah Anda berpedoman hanya pada sampai ijazah saja yang, boleh jadi,asli tapi palsu?

Apabila Anda merujuk ke Al Qur'an, ternyata pedoman yang disampaikan oleh Al Qur'an merupakan isu terkini. Seperti yang boleh jadi Anda telah ketahui, kualitas seorang karyawan tidak hanya pada nilai intelektual di ijazah (IQ), tetapi juga pada nilai-nilai emosional dan, ini yang terpenting, spiritual.

Pernakah Anda membaca cerita yang mengagumkan tentang singgasana Ratu Balqis yang 'dipinjam' oleh Nabi Sulaiman? Kisah dalam Al Qur'an ini ada satu plot: Bagaimana caranya agar singgasana Ratu Balqis itu dibawa ke istana Nabi Sulaiman dengan cepat dan tanpa diketahui oleh Ratu Balqis.

Seperti yang dikasahkan dalam surat An Naml:38-40, Nabi Sulaiman meminta saran dan sekaligus memberi satu kompetisi yang sehat kepada para "muspida"-nya yaitu siapa yang mampu membawa singgasana Ratu Balqis dengan cepat.

Dalam hal ini, Nabi Sulaiman mencontohkan sosok pemimpin yang bijak yaitu membiarkan anak-buahnya saling berkompetisi untuk mennujukkan kinerja mereka yang optimal. Sebuah contoh pemimpin yang baik dari diri seorang Nabi dan sekaligus seorang raja.

Kembali kepada soal singgasana ratu Balqis, ada yang menarik untuk kita bahas. Ketika kompetisi itu dibuka oleh Nabi Sulaiman, tamppillah ke depan salah satu dari bangsa jin, Ifrit. Dengan yakin dan mantap jin Ifrit berkata:
"Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum Engkau berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya." (QS 27:39)

Dari ayat di atas, penulis ingin menukil ayat tersebut yaitu: qawiyyun amiin, yang artinya aku kuat dan lagi dapat dipercaya.

Kata qawiyyun amiin inilah yang penulis maksud sebagai inti artikel ini. Dan yang menarik adalah kata tersebut juga menunjukkan sosok kualitas seseorang dalam melaksanakan tugas. Baiklah, kita lihat dalam ayat yang lain dengan cerita Nabi yang lain pula, Nabi Musa.

Kisah berawal ketika nabi Musa setelah membantu mengambil air dari sumur untuk anak permpuan Nai Syu'aib, beliau ditawar untuk menjadi menantu Nabi Syu'aib dengan mahar berupa menjadi penggembala kambing selama 8-10 tahun. Yang menarik adalah tawaran untuk menjadi menantu tersebut datang dari anak Nabi Syu'aib sendiri dengan kalimat terjemahannya sebagai berikut:
"Salah seorang dari kedua wanita tersebut berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang bapak ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." (QS: 28;26)

Nah, yang menarik adalah ayat di atas dengan ayat ke-39 surat An Naml sama-sama menggunakan kata: Qawiyyun amiin.

Sampai di sini kita dapat menarik simpulan awal bahwa kriteria qawiyyun amiin merupakan kriteria yang telah disampaikan oleh Allah dalam dua kisah dari dua nabi yang berbeda ini merupakan dasar untuk kita untuk memilih orang yang dapat diandalkan.

Dari kedua ayat tadi ada kata amiin yang mana dalam bahasa Arab merupakan satu akar kata dengan kata iman dan amanah.

Kata amiin ini juga merupakan julukan Nabi Muhammad sebelum beliau menjadi Nabi. Beliau diakui sebagai al amiin yang dapat dipercaya jauh sebelum menjadi Nabi.Dan ternyata kaat amiin menjadi isu utama dalam dunia bisnis modern saat ini.


masih ingatkah Anda pada isu utama di 1998 ketika era presiden Soeharto tumbang? Ketika isu kepercayaan atau amiin merupakan isu sentral di segala segi kehidupan bagsa kita, terutama politik dan ekonomi.

Dapat kita bayangkan bagaimana gentingnya keadaan pada saat itu ketika kepercayaan dunia luar terhadap ekonomi kita dalam titik terendah seiring ambruknya bank dan hilangnya kepercayaan rakyat terhadap tokoh politik Orde Baru.

Isu kepercayaan ini juga menjadi isu sentral terhadap kinerja seseorang dalam dunia kerja.

Baiklah penulis memberikan kepada Anda dua pilihan, yang manakah yang akan Anda pilih untuk menjadi karyawan Anda: Seorang yang memiliki segudang pengalaman dengan nilai dan gelar di ijazah yang begitu mengagumkan tetapi culas dan tidak jujur atau seseorang yang biasa-biasa saja tapi mau kerja keras dan jujur?

Tentu penulis sangat yakin yang akan Anda pilih adalah orang yang model kedua. Hal ini disebabkan kejujuran memberi Anda rasa aman atau ketenangan. Ingat juga kata aman adalah satu akar kata dengan kata amiin.

Iman, amiin, aamana, amaanah semua kata ini dalam bahasa Arab dalam satu akar kata. Apa maksud dari ini semua?

Orang beriman atau amana pastilah orang yang amiin jujur, karena ia memberikan rasa aaman ketenangan.

Dengan demikian bila ada orang yang mengaku beriman tapi tidak jujur atau tidak memberikan rasa ketrentaman/ketenangan maka keimanannya perlu ditinjau, sudahkak ia beriman secara baik atau belum.

Nah, pembaca budiman, jika Anda memiliki dua kriteria yang sama baiknya pada qawiyyun amiin dan Anda seorang manager personali maka orang yang manakah yang akan Anda pilih?

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita ke ayat ke-40 surat An Naml yang terjemahannya sebagai berikut:
"Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala melihat singgasana itu, iapun berkata:"Ini termasuk kurni Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)> Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS 27: 40)

Dari ayat di atas ternyata Allah memberi pelajaran pada kita bahwa sebagai sosok pemimpin yang bijak, Nabi Sulaiman memilih orang ini untuk membawa singgasana Ratu Baliqis karena ia memberi tawaran yang lebih 'menggiurkan' daripada jin Ifrit.

Kompetisi itupun dimenangkan oleh orang ini karena tanpa berkoar kalau ia qawiyyun amiin ia juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh jin Ifrit, Ilmu dari Al Kitab dan juga kinerja yang lebih baik, lebih cepat membawa singgasana. Cepat, tepat, berkualitas selain qawiyyun amiin dan jangan lupa ia ahli ibadah karena memiliki ilmu agama.

Maka jika Anda adalah seorang manager, maka kriteria-kriteria apa saja yang akan Anda pilih semua berpulang pada visi dan misi tempat usaha Anda. Tetapi jika Anda merujuk apa yang telah penulis sajikan kepada Anda maka kriteria qawiyyun amiin merupakan kriteria utama. qawiyyun berarti kualitas. Baik itu kualita pada kekuatan ilmu, skill, fisik (kesehatan) dan kualitas lainnya, dan amiin yang berarti jujur.

Intinya adalah kualiata (qawiyyun tidak hanya berbicara secara fisik tetapi juga ilmu secara duniawi dan ukhrawi. Dengan sendirinya kesetiaan dalam dunia kerja bukanlah hal utama. Kesetiaan atau loyalitas boleh jadi merupakan topeng sempurna untuk memnutupi kinerja seseorang dalam bekerja. Sebab kesetiaan yang berarti bertahun-tahun tetap bekerja pada satu perusahaan menjadi suatu yang tidak berguna apabila tidak diiringi dengan dua kriteria tadi: qawiyyun amiin, kualitas-jujur.

Kualitas-jujur adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tetapi jika dari dua hal itu yang paling memberi Anda rasa aman terhadap perusahaan Anda tentu kriteria amiin yang Anda pilih.

Bagaimana pendapat Anda?

Tidak ada komentar: