Minggu, 14 Desember 2008

Fenomena Aha Eureka dan Sholat: Perpaduan sempurna antara Pikir dan Zikir (2)

Bagaimana kaitan sholat dengan sebuah kreativitas seseorang? Betulkah sholat menghasilkan sebuah pikiran yang mampu meledakkan sebuah ide yang dahsyat?

Pembaca yang budiman, artikel ini akan menjawab dua pertanyaan di atas. Sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah member komentar atas artikel pertama penulis. Sebagai ucapan terima kasih kembali kepada Anda semua yang telah membaca artikel sebelumnya, penulis melanjutkan kelanjutan artikel pada edisi ini.

Sebelum kita menengok kaitan sholat dengan sebuah kreativitas, ada baiknya jika kita menengok otak kita yang penuh misteri tersebut. Kita hidup di zaman teknologi yang begitu canggih dan yang terus mengalami pembaruan-pembaruan, dan itu semua diciptakan oleh otak dari sebuah ide yang terlintas di dalamnya. Namun, uniknya adalah meski semua manusia memiliki kesamaan otak secara biologis, tidak semua di antara kita mampu menciptakan sebuah ide brilian atau sebuah rumus yang sama atau lagu yang sama . Ambil contoh nyata adalah pemusik hebat Kitaro. Jika Anda adalah seorang musisi hebat, dan juga mencintai suasana alam yang indah, penulis yakin Anda tidak mungkin menciptakan sebuah lagu yang sama persis seperti yang dibuat oleh Kitaro meski Anda duduk di sebuah kolam ikan Koi dan nada musik pun tidak berubah dari do,re,mi,fa,sol,la,si,do. Aneh tapi nyata.

Keanehan otak inilah menjadi misteri tetapi juga menghasilkan jutaan ide yang hebat yang pernah dihasilkan oleh manusia. Sebuah lampu yang menyala di kamar kita ternyata berawal dari sebuah ide sederhana Thomas Alva Edison dengan pencapaian melalui percobaan yang tidak kenal lelah. Lalu, bagaimana ide dahsyat ini terjadi?

Hans Berger, seorang ahli saraf dari Jerman pada 1924 berhasil merekam gelombang listrik otak dalam selembar kertas yang mana gelombang ini telah diketahui sebelumnya sejak 1875 di mana seorang dokter Inggris, Richard Caton mencatat adanya gelombang ini. Ternyata dalam otak terdapat aliran listrik dan listrik ini menghasilkan gelombang otak yang memiliki frekeunsi tertentu, tergantung pada keadaan kita sendiri.

Ada empat jenis gelombang otak yang telah direkam oleh para ahli. Keempat gelombang tersebut sangat terkait dengan keadaan emosi kita. Keempat gelombang tersebut adalah delta, teta, alpha, dan beta. Gelombang delta memiliki frekuensi antara 0,5-3,5 Hz. Gelombang ini terjadi ketika kita sedang tidur pulas dan tidak mengalami mimpi. Otak kita pada saat ini benar-benar "tidak bekerja". Dan keadaan delta ini sangat baik dalam proses penyembuhan penyakit. Oleh sebab itu ada beberapa obat yang menggunakan obat tidur agar otak turut istirahat sekaligus membantu tubuh untuk tidak bekerja keras dalam keadaan sakit.

Gelombang kedua adalah teta. Kisaran frekuensinya adalah 3,5-7Hz. Pada saat kita tidur dan mengalami mimpi maka pada saat itu otak kita dalam keadaan teta. Keadaan teta ini juga baik untuk penyembuhan penyakit. Keadaan mimpi ini pula mampu mengantar manusia ke sebuah alam 'kreatif' yang tanpa ia rekayasa sendiri. Sebuah ide hebat dapat muncul dari tidur dan mengalami mimpi ini, sebab otak pada saat itu bekerja secara baik, jernih dan bening. Mimpi memang 'bunga tidur', tetapi jika mimpi itu dihasilkan oleh manusia tertentu yang mengalami kondisi sadar yang baik seharian maka mimpinya adalah sebuah "alam aktif" yang ia sendiri tidak menciptakannya sendiri. Mimpi para nabi dan orang sholeh merupakan contoh tepat untuk otak dalam keadaan teta ini, seperti mimpi Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Yusuf a.s. Dan mimpi hingga kini menjadi misteri para ahli, sebab bagaimana bisa seseorang dapat menghasilkan ide hebat sementara ia sendiri 'tidak aktif' berpikir karena sedang tidur pulas. Juga mimpi ini menjadi pertanyaan yang sama pada binatang yaitu apakah semua binatang juga mengalami mimpi?

Gelombang ketiga adalah alfa. Gelombang inilah yang akan menjadi pokok pembicaraan kita dalam artikel dan bagaimana hubungannya dengan sholat, oleh karena itu kita tinggalkan sementara gelombang ini.

Gelombang keempat adalah beta. Secara umum, ketika kita dalam keadaan terjaga, dan ketika pikiran kita dalam keadaan siaga, maka otak kita dalam keadaan beta. Namun, gelombang ini juga terjadi jika pikiran kita kacau pada sesuatu masalah, atau kita dalam keadaan bingung, sulit berkonsentrasi, stress, frustasi, cemas, gelisah dan sebagainya. Hal ini dikarenakan frekuensi beta di kisaran di atas 13 Hz. Jika semakin besar frekuensinya maka keadaan otak benar-benar bekerja hebat secara 'rumit' untuk berpikir.

Kini kita kembali ke gelombang alfa. Gelombang ini berkisaran 7-13 Hz. Sebuah gelombang yang menjadi idaman bagi masyarakat perkotaan atau bagi mereka yang dilanda kekacauan berpikir, masalah berat dan stress.

Gelombang alfa adalah keadaan pada saat kita sadar sementara otak mengalami relaksasi yaitu otak sedang santai, tidak berpikir "bercabang" tetapi otak pada saat ini juga siap meledakkan sebuah ide hebat yang timbul secara tiba-tiba. Masih ingatkah Anda pada cerita Archimedes di artikel pertama penulis? Archimedes berteriak "Aha eureka!" ketika ia sedang dalam keadaan alfa. Membiarkan dirinya berendam di dalam air, memanjakan dirinya setelah lelah berpikir, membiarkan otaknya santai sejenak karena lelah mencari jawaban yang juga belum ketemu, dan berrelaksasi sejenak, Archimedes menjadi seorang hebat ternama hingga kini hanya karena ia dalam keadaan alfa.

Aha Eureka! Archimedes berhasil mendapatkan jawaban. Ini terjadi setelah ia berpikir rumit atau ia dalam keadaan frekuensi di atas 13 Hz, lalu ia memutar gelombang otaknya turun ke kisaran 8 Hz, terjawablah pertanyaan raja yang sederhana tetapi membutuhkan jawaban yang cerdas. Jelas, proses yang dialami Archimedes adalah proses yang panjang untuk mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Lalu apakah ini bisa diraih oleh kita melalui sholat? Pembaca yang budiman bersiaplah untuk ber-aha eureka!, karena Anda akan diantar pada mukjizat Al Qur'an yang belum diangkat oleh penulis lain.

Gelombang Alfa, Sholat dan Kreatifitas

Aha Eureka ya Allah! Ini pula yang penulis ucapkan dalam hati ketika membaca ayat-ayat Al Qur'an yang dibuktikan kebenarannya secara nyata dan ilmiah oleh mereka yang tidak atau belum beriman pada Al Qur'an. Sebagai pengantar penulis mengajak kepada Anda satu ayat Al Qur'an yang begitu dahsyat, powerful dan begitu high tech di masa mendatang nanti. Bacalah ayat berikut ini, ingat ayat ini turun di abad ke-7, dan kita hidup di abad ke-21:

سَنُرِيهِمْ ءَايَاتِنَا فِي اْلأَفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk (makrokosmos) dan pada diri mereka sendiri (mikrokosmos) , sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur'an itu benar. (QS 41: 53)

Pembaca yang budiman ayat di atas terbukti pada penelitian otak lebih khusus pada pembicaraan kita ini, gelombang alfa. Mari lanjutkan baca ayat berikut ini:

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. 13:28)


 

وَأَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِي

dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS. 20:14)


 

Kini mari kita menuju bagaimana powerfulnya Al Qur'an dalam masalah gelombang alfa ini.

Seorang dokter Amerika, Herbert Benson yang sering berkunjung ke Tibet dan mempelajari teknik yoga, dalam situs resminya mengatakan bahwa kesehatan tubuh manusia sangat tergantung pada sejauh mana otaknya mengalami relaksasi. Sebagai seorang dokter yang hidup di sebuah negara besar dan berteknologi tinggi, Herbert Benson menyatakan bahwa metabolism tubuh yang baik sangat tergantung pula pada sejauh mana otaknya dalam keadaan alfa. Para pasien Herbert Benson yang pada umumnya mengalami keadaan stress disarankan olehnya untuk berelaksasi dengan teknik yoga atau meditasi. Meditasi ini dapat membangkitkan respon relaksasi. Ingatlah bahwa kata relaksasi dari bahasa Inggris yaitu relax yang menurut kamus Collins yaitu : feel more calm, less worried or tense. Sedang menurut Oxford relax adalah make or become less tense atau cause a limb or muscle to become less rigid. Secara singkat kata relaks diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah keadaan tenang. Dan kata inilah kata kunci kita menuju powerfulnya Al Qur'an.


 

Pembaca yang budiman bacalah kembali ayat di atas. Kata kunci di ayat tersebut adalah iman, tenteram atau keadaan tenang, dan mengingat Allah (zikirullah). Tiga kata kunci ini dibuktikan langsung oleh Herbert Benson dalam konteks gelombang alfa.

Kembali ke situs resmi Herbert Benson, ia member tahapan-tahapan relaksasi sebagai berikut:

  1. Pilih kalimat pendek.
  2. Duduk tenang dalam posisi nyaman
  3. Tutup mata perlahan
  4. Kendurkan otot tubuh
  5. Tarik napas perlahan dan teratur. Secara bersamaan, ulangi kata atau kalimat yang menjadi fokus.
  6. Lakukan selama sepuluh atau dua puluh menit
  7. Saat usai, jangan langsung berdiri. Teruslah duduk tenang selama satu menit atau lebih.
  8. Lakukan kegiatan ini minimal satu kali sehari


 

Apa yang Herbert Benson sarankan melalui terapi meditasi telah jauh diajarkan lebih dahulu oleh Rasulullah melalui sholat dan zikir setelah sholat. Dan ini wajib dilakukan minimal lima kali sehari, mengisyarakat kepada kita agar kita terus menjaga otak kita untuk selalu dalam keadaan alfa yang powerful.


 

Pembaca yang budiman, jika Anda seorang warga Amerika, tinggal dekat klinik Herbert Benson dan mengalami stress, penulis yakin Anda akan mengunjungi beliau untuk mengatasi masalah Anda dengan teknik meditasi yang beliau ajarkan. Tetapi jika Anda seorang yang beriman, menjaga sholat Anda dan mengalami sebuah masalah pelik, penulis yakin Anda cukup berzikir kepada Allah baik melalui sholat atau berzikir diluar sholat maka permasalhan pelik tadi tidak akan bernaung di otak Anda karena Anda selalu dalam keadaan alfa.

Dengan sholat, kita menjaga otak kita selalu dalam keadaan alfa, dan yang perlu diingat adalah sholat yang sesuai diajarkan oleh Rasulullah. Jika selama ini kita sholat tetapi masih risau pula hati kita dan permasalahan yang ada selalu menghantui kita maka yang perlu diperiksa terlebih dahulu adalah bagaimana kualitas sholat kita. Sudahkah sempurna dalam berwudhu, pelaksanaan sholat, bacaan sholat, gerakan sholat, dan juga niat yang ikhlas? Jika semua sudah sempurna, penulis percaya permasalahan duniawi yang pelik akan menjadi hal yang tidak berarti di otak kita. Hal ini disebabkan kita mendapat ketenangan dari Allah melalui malaikat-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ أَلآتَخَافُوا وَلاَتَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:"Rabb kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):"Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu" (QS. 41:30)


 

Ketenangan atau dalam bahasa ilmiah tentang otak adalah dalam keadaan alfa akan terjadi jika kita tetap berzikir kepada Allah di mana saja kita berada. Lidah Nabi Muhammad SAW tidak pernah berhenti berzikir kecuali di dalam kamar mandi, oleh karena itu setelah keluar dari kamar mandi beliau mengucapkan gufronaka yang artinya "ampunilah kami" karena lidah beliau selama di kamar mandi tidak berzikir, kecuali hati saja. Luar biasa. Dan bagaimana powerful zikir Rasulullah kepada Allah dapat kita lihat dalam sejarah ketika beliau berhijrah ke kota Madinah. Ada dua kali situasi genting Rasulullah bersama Abu Bakar Ash Shiddiq, dan kedua situasi genting tersebut beliau hadapi dengan tenang atau beliau dalam keadaan alpha yang powerful. Bacalah ayat berikut:


 

إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللهُ إِذْأَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْهُمَا فِي الْغَارِ إِذْيَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَتَحْزَنْ إِنَّ اللهَ مَعَنَا فَأَنزَلَ اللهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ {40}

Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:"Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 9:40)


 

Situasi pertama ini terjadi di dalam gua Tsur pada saat dikejar oleh kaum kafir Quraish. Situasi kedua adalah ketika Nabi sedang duduk beristirahat menjelang sampai di kota Madinah, tiba-tiba muncul Suraqah, salah satu kaum kafir Quraish menghunus pedang persis di dada Rasulullah sambil berkata: " Hai Muhammad kini siapa penolongmu dalam situasi begini?". Dengan penuh ketenangan dan mantap Nabi menjawab satu kata saja: "Allah". Tiba-tiba terlepas pedang tersebut dari tangan Suraqah dan ia pun jatuh lemas tak berdaya.

Bagaimana dengan kita?

Keadaan alfa dapat kita raih secara baik melalui sholat. Hal ini disebabkan pada saat kita sholat kita terfokus pada bacaan-bacaan yang menurut Herbert Benson di atas mampu menghambat kerja system syaraf simpatis yang mengatur kecepatan denyut jantung, nadi dan metabolism. Dengan keadaan demikian maka aliran darah ke otak menjadi lancer dan baik lalu membuat otak dapat berpikir dengan jernih. Jika ia adalah imuwan yang menekuni bidang berkaitan dengan ayat-ayat kauniyah (makhluk-makhluk ciptaan Allah di alam semesta) maka ide sederhana mampu menciptkan karya hebat. Tengok saja berapa banyak ilmuwan muslim yang hingga kini menjadi rujukan ilmuwan barat. Ambil contoh yang mudah adalah Ibnu Sina. Karyanya hingga kini merupakan 'kitab suci' yang wajib dipelajari bagi ilmu kedokteran di barat.

Keadaan alfa dan sholat kemudian kreatifitas berpikir akan ayat-ayat kauniyah ini dijuluki oleh Allah dengan istilah terhormat "Ulul Albab". Bacalah ayat berikut ini:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ {190} الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ رَبَّنَا مَاخَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. 3:190)

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):"Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. 3:191)

Demikianlah apa yang dinyatakan dalam Al Qur'an. Lalu jika ada pertanyaan, mengapa umat Islam saat ini jauh tertinggal dalam ilmu pengetahuan jika sholat memang menghadirkan sebuah kreatifitas tinggi? Jawabannya memang tidak sederhana. Tetapi mari kita tengok diri kita masing-masing, sudahkah kita sholat secara sempurna baik itu dari wudhu, pelaksanaan sholat, bacaan sholat, gerakan sholat, waktu sholat tepat waktu, berjamaah (terutama sholat shubuh) di masjid dan niat ikhlas karena Allah? JIka sudah mari kita tanyakan lagii pada diri kita sudahkah kita makan dan minum atau mencari rizki yang halal untuk darah kita yang mana darah tersebut mengalir ke otak? Jika sudah, mari kita bertanya lagi sudahkah kita mencintai ilmu sebagaimana para ilmuwan muslim dulu yang tidak mengenal lelah membaca, belajar mencari ilmu, meneliti dan berdiskusi hanya karena Allah? Jika sudah, mari bertanya berapa banyak kita membaca Al Qur'an daripada membaca Koran atau membaca buku? Jika sudah, mari kita bertanya sudahkah kita banyak berpuasa sunah seperti yang diajurkan oleh Rasulullah? Penulis akan membahas dalam artikel yang lain bagaimana kaitan puasa dan gelombang alfa ini.

Penulis yakin jika semua di atas telah dilakukan maka ketekunan dan keajegkan dalam keilmuwan akan mengantarkan umat Islam ke era yang hebat.

Yakinlah hal itu tinggal menunggu waktu jika memang umat Islam yakin pada apa yang ia kerjakan lima kali sehari: sholat.

Lalu ada pertanyaan begini: toh tanpa melalui sholat atau zikir seseorang bisa dalam keadaan alfa (tenteram), mengapa harus capek-capek mengerjakan sholat lima waktu dalam sehari, sedangkan hanya sekali melakukan teknik meditasi, katakanlah yoga, di pagi hari saja sudah cukup seseorang menuju gelombang alfa?

Pembaca yang budiman, silakan menunggu jawaban yang begitu dahsyat untuk pertanyaan di atas pada artikel selanjutnya. Ingatlah, kini banyak di kota-kota besar seperti Jakarta membuka klinik meditasi melalui yoga untuk berelaksasi dan mengatasi stress.

Artikel selanjutnya akan mengantar Anda ke Aha Eureka! yang lebih dalam lagi. Selamat menunggu dan teruslah ber-aha eureka! Allahu Akbar!