Artikel ini sejatinya masih terkait dengan artikel sebelumnya yaitu Matematika dan Tauhid, sebuah mata rantai yang terputus. Penulis sengaja memisahkan artikel ini dengan sebelumnya agar dua topic menarik ini dapat diserap secara baik oleh pembaca yang budiman.
Ketika Anda membaca judul artikel ini tentu Anda bertanya apa hubungannya antara kata digital dengan tauhid. Hubungan digital dan tauhid dalam paparan artikel ini sangatlah erat dan tentu selesai Anda membaca artikel ini boleh jadi Anda tercengang.
Sebelum kita menuju pembahasan, ada baiknya Anda mengetahui istilah dari kata digital. Menurut Kamus Oxford Advanced Learner's Dictionary 7th Edition kata digital adalah using a system of receiving and sending information as a series of the numbers one and zero, showing that an electronic signal is there or is not there. Dari definisi di atas terdapat kalimat the numbers one and zero yang berarti angka 1 (satu) dan 0 (nol). Kedua angka inilah dalam istilah lain disebut binary yang dalam kamus yang sama memiliki definisi using only 0 and 1 as a system of numbers .
Era digital adalah era penggunaan angka 1 dan 0 dalam teknologi. Dan ini, jika Anda telah membaca artikel penulis sebelumnya Matematika . . . maka Anda tidaklah mengherankan jika Anda setuju dengan saya bahwa era digital adalah era Tauhid. Benarkah demikian?
Mari kita tinjau bersama untuk hal ini.
Seperti yang penulis sampaikan sebelumnya bahwa matematika sejatinya sangatlah bernilai tauhid dan ini langsung diajarkan oleh Allah kepada Nabi Adam. Konsep tunggal atau dinotasikan dengan angka satu merupakan konsep Tuhan yang Tunggal Mutlak yaitu Allah SWT. Kini dalam era digital ini konsep tauhid semakin terkukuhkan bahwa memang Allah SWT meliputi segala hal. Hasil karya era digital telah banyak menghasilkan teknologi canggih. Dengan bahasa sederhana sejatinya era digital membawa manusia ke era tauhid yaitu beriman kepada Allah SWT yang esa atau tunggal atau 1.
Jika digital dinotasikan dengan angka 1 dan 0, maka pertanyaannya adalah dimana era ini terkait dengan tauhid?
Pembaca yang budiman, sebelum pertanyaan di atas dijawab ada baiknya terlebih dahulu kita tinjau angka 0.
Angka 0 yang dinotasikan berupa bangunan bola atau lingkaran atau dalam bahasa Inggrisnya disebut sphere merupakan angka yang unik. Disebut unik karena angka 0 bukanlah negatif atau positif(baca selengkapnya di http://en.wikipedia.org/wiki/Zero ). Angka 0 yang disimbolkan dalam bentuk sphere juga menunjukkan "kesempurnaan bangunan" dalam ilmu geometri. Baca selengkapnya di http://en.wikipedia.org/wiki/Sphere
Kini mari saya bawa Anda ke matematika ala tauhid.
Angka 1 merupakan symbol dari keberadaan Allah SWT yang memang mutlak esa. Dan ini inti dari tauhid. Sementara angka 0 merupakan simbol dari sifat Allah SWT yang menunjukkan kesempurnaan Allah yang dalam Asmaul Husna. Seperti kita ketahui Asmaul Husna ada 99 nama. Dan ini bukan terbatas pada 99 nama saja, hanya Allah menyukai angka ganjil dan 99 hanyalah simbol tak terhingganya kekuasaan-Nya. Dari mana ketak terhingga ini didapatkan?
Jika angka 0 merupakan simbol sifat Allah, dan Asmaul Husna yang berjumlah 99 itu tiada lain adalah sifat Allah maka didapatkan 0 pangkat 99 yang menunjukkan ketak terhingga.
Dan seperti kita ketahui bahwa angka 10 merupakan angka sempurna. Begitupun angka 100 merupakan angka sempurna. Berapapun angka 0 di belakang dengan angka 1 di depan maka angka tersebut adalah angka sempurna. Dapat dibayangkan jika angka 0 ada 99 dengan angka 1 di depannya. Tiada kesempurnaan yang dapat menandingi angka tersebut. Ingat, angka 0 yang berjumlah 99 hanyalah menunjukkan begitu banyak sifat Allah dan bukan berarti terbatas hanya 99 saja.
Dari apa yang dipaparkan di atas, perpaduan antara 1 dan 0 atau sImbol eksistensi Allah dan sifatnya menunjukkan sebuah kesempurnaan yang maha sempurna. Tiada yang lain.
Kesimpulan awal adalah era digital yang menggunakan angka 1 dan 0 sebagai penanda era digital merupakan era tauhid. Tetapi cukupkah dikatakan demikian? Jika kita melihat apa yang dihasilkan dari era digital maka hal ini memiriskan hati karena era digital yang kita lihat bersama masih jauh dikaitkan dengan tauhid. Sebut saja yang sederhana penggunaan komputer. Berapa banyak di antara kita menggunakan komputer untuk menambah keimanan dan kekuatan tauhidnya. Jika kita tengok warnet-warnet yang ada, maka banyak umat Islam menggunakan komputer sebatas hiburan baik melalui chatting atau main game yang tiada manfaat untuk menambah imannya.
Belum lagi video mesum yang diunduh lalu disimpan di ponsel, era digital yang ada tampak masih jauh dari tauhid. Meski dalam beberapa hal sudah ada hasil teknologi digital yang mulai menunjang keimanan katakanlah software pendukung yang ditanam di ponsel untk mencari arah kiblat, lantunan azan sebagai pengingat sholat atau mp3 Al Quran dalam bentuk digital, tetapi jika melihat secara keseluruhan era digital masih dan harus terus dibawa ke arah tauhid.
Sebuah keniscayaan bahwa era digital merupakan era tauhid mengingat Allah berfirman dalam surat ke-41 ayat 53:
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ
الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ [٤١:٥٣]
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
Sungguh, ayat di atas begitu dahsyat bagi siapa saja yang beriman maupun yang tidak beriman. Karena Allah sedang dan akan terus menunjukkan kebenaran Al Quran dan Nabi-Nya bahwa memang Islam itu benar adanya. Dan digital benar adanya menunjukkan kebenaran tauhid akan angka 1 dan 0. Allah Maha Benar dan Esa dengan mengunci mati angka 1 sebagai makna satu dan bukan yang lain dalam ilmu matematika.
Seharusnya, era digital membawa manusia minimal umat Islam ke era tauhid. Dan seharusnya kita pula umat muslim harus menguasai era digital karena digital identik dengan Islam. Dan karena kita pernah jaya dalam teknologi di masa sebelum ini. Kita jauh tertinggal dalam era digital karena umat Islam pernah meninggalkan nilai-nilai tauhid di masa kejayaan terutama di tanah Spanyol.
Era digital masih dan terus bergerak maju, sementara umat Islam hanya sebatas sebagi pengguna yang sering pula masih menggunakan hasil teknologi era digital tersebut jauh dari keimanan tauhid. Sudah saatnya generasi digital mengusung nilai tauhid dalam teknoligi era digital. Bagaimana pendapat Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar