Senin, 14 April 2008

Surat Al Lahab dan Hikmahnya

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sungguh dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Anda tahu kalimat-kalimat di atas? Ya, itulah terjemahan dari surat Al Lahab surat ke-111. Surat yang mengecam dan mengancam Abu Lahab, paman dari Nabi Muhammad.

Dan tahukah Anda bahwa surat ini merupakan satu dari sebagian mukjizat Al Qur'an?

Jika Anda membaca sejarah kehidupan Nabi, maka Anda akan dapatkan surat ini turun ketika Abu Lahab sendiri masih hidup segar bugar.Dan ketika surat ini turun lalu Abu Lahab mengetahui hal tersebut, maka ia semakin geram dan beringas akan dakwah Nabi di kota Mekkah.

Lalu di mana bagian mukjizat AL Qur'an?

Pembaca yang budiman, jika Anda berpikir jernih sejenak justru sejarah telah membuka mata kita bahwa surat ini merupakan surat yang begitu menghujam ke dalam sanubari manusia hingga Abu Lahab sendiri pun "tidak cerdas" dalam menanggapinya. "Ketidak cerdasan" bukan karena ia tidak cerdas, tetapi karena kemarahannya yang begitu meluap hingga ia lupa akan satu hal, yaitu kebenaran Al Qur'an dan Nabi Muhammad dalam kemarahannya tersebut.

Kita tahu bahwa Abu Lahab adalah tokoh besar yang berperan dalam peredupan dakwah Isalm di kota Mekkah. Segala upaya dilakukan oleh kaum Quraish atas sponspor besar Abu Lahab.

Dan surat Abu Lahab khusus untuk dirinya ini merupakan bukti nyata bahwa Nabi Muhammad dan Al Qur'an merupakan fakta kebenaran. Justru fakta kebenaran tersebut ada di dalam diri Abu Lahab.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Pembaca budiman, jika seandainya surat Abu Lahab ini turun kemudian Abu Lahab mendengar dan mengetahuinya dan selanjutnya ia berubah 180 derajat sikapnya atas dakwah Nabi Muhammad maka surat ke-111 ini pasti harus terhapus dalam daftar surat di Al Qur'an. Ini yang pertama.

Yang kedua, tentu saja ini menjadi bukti bahwa 'efek' yang dikatakan oleh Barat "dendam" dalam bentuk condemn tidak terbukti. Sebab kemarahan Abu Lahablah yang justru membuat surat ini semakin membuktikan bahwa memang ia begitu adanya dan justru membuat ia semakin jauh dari hidayah dan efek akhirnya justru memperkuat bahwa Al Qur'an memang ayat Allah yang Allah sendiri penguasa hati manusia.

Yang ketiga, surat ini memperkuat bahwa manusia yang marah-marah memang menutup otak kecerdasannya yang jernih untuk berpikir. Apalagi kemarahannya itu diluapkan untuk dakwah Islam. Maka yang timbul adalah kebodohan dirinya dan sekaligus menunjukkan kebenaran dakwah Islam itu sendiri. Abu Lahab tidak sadar bahwa semakin ia marah dan membenci Islam semakin benar pula ayat-ayat Al Qur'an. Kalau saja ia tidak marah dan berbalik baik terhadap Islam maka ayat-ayat surat Al Lahab harus diganti dan akhirnya harus dihapus. Tetapi Maha Benar Allah yang menguasai hati manusia. Ini tidak terjadi. Al Qur'an tetap 114 surat.

Pembaca yang budiman, demikianlah hikmah dari surat Al Lahab. Surat tersebut tentu Anda hapal dengan baik, tetapi di balik surat tersebut begitu dahsyat mukjizat Al Qur'an yang tersimpan di dalamnya.

Marah yang meluap-luap menutup kecerdasan manusia. Marah pulalah yang semakin membenarkan Al Qura'n sebagai kalam Ilahi. Semakin kaum kafir marah terhadap Islam maka semakin benar pula Islam itu sendiri.

Jadi kita tetap cool menghadapi kemarahan kaum kafir karena justru di situlah letak kelemahan mereka dan kebenaran Islam.

Bagaimana pendapat Anda?

1 komentar:

Unknown mengatakan...

bagus bgt... bru aja aq tau hal ini. mksih yaah...