Sabtu, 19 April 2008

Aha Eureka! Yahudi: Berawal di Mesir Berakhir di Palestina (4)

Bab V: Zaman Setelah Nabi Musa

Nabi Musa wafat sebelum beliau menginjakkan kakinya di tanah Kana'an. Adapaun nasib Bani Israel sendiri dipimpim oleh Yusya' bin Nuh atau dalam Bible beliau disebut Joshua. Menurut para ahli tafsir, beliaulah yang menemani Nabi Musa dalam surat al Kahfi ayat ke-60 dan 62.

Di bawah kepemimpinna Yusya' bin Nuh ini, Bani Israel mulai menyusun serangan dalam satu pasukan generasi baru setelah empat puluh tahun lamanya mereka terlunta-lunta di padang pasir.

Pada tahun 1190 sebelum Masehi, beliau berhasil menaklukkan mush dan menduduki kota Jericho. Kemudian mereka menyerang kota Adi, sebelah Ramallah,dan berusaha menaklukan al Quds (yang ketika itu menjadi ibu kota bangsa Yabus). Namun, beliau gagal. Jumlah pasukan yang lebih kecil dari musuh membuat mereka terhalang untuk menguasai semua wilayah di Kana'an (Palestina).

Yusha bin Nuh adalah seorang pahlawan yang gagah berani dan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad nama beliau disebut oleh Rasul sebagai berikut:
"Sesungguhnya matahari belum pernah ditahan bagi manusia kecuali untuk Yusya'di hari-hari pertempurannya merebut kota al Quds."


ilustrasi Yusya bin Nuh yang sedang berdo'a agar matahari tertahan

Sepeninggal Yusya', Yahudi dipimpin oleh sekelompok pemimpin yang dikenal dengan sebutan "Para Hakim", dan zaman mereka ini dikenal dengan nama "Zaman Para Hakim".

Kondisi masyrakat Bani Israel ketika di Palestina kembali mengalami penyelewengan moral serta agama. Dan hal ini lebih akut dan sulit untuk diperbaiki. Sepuluh perintah Allah dari Nabi Musa dalam Taurat banyak yang diselewengkan.

Memang mereka menguasai tanah Palestina, tetapi kesatuan dan kekuatan mereka lemah akibat dari perbuatan mereka sendiri yang lebih mementingkan nafsu diri sendiri. Di saat itulah banyak kabilah-kabilah badui yang menyerang mereka.

Dalam keadan terjepit, Allah melahirkan di tengah-tengah mereka Para Hakim. Dan kepemimpinan mereka ini tidka berdasarkan hak warisan keturunan. Mereka mendapatkan posisi ini setelah melewati serangkain ujian berat. Dengan adanya ujian ini, lahirlah para pahlawan Bani israel. Karena itu dalam satu waktu, bisa saja terdapat beberapa Hakim yang maju bersama-sama memerangi musuh-musuh mereka. Dan pemerintahan Para hakim ini berlangsung selama 150 tahun.

Dari sekian Para hakim, yang terkenal adalah:
1. Gideon.
Ia berusaha menyatukan Bani Israel di bawah kekuasaannya. Namun, watak keras kepala Bani Israel telah menenggelamkan rasa persatuan dan solodaritas mereka. Inilah faktor yang menghambat tujuan Gideon.


ilustrasi Gideon sedang menyerang


2. Samson.
Ia adalah seorang yang keras dan kuat. Banyak peran yang dilakukannya dalam memerangi bangsa Filistine. Dalam film Samson and Delillah beliau digambarkan tidak terhormat karena gara-gara wanita beliau terhina.

3. Samuel.
Ia adalah seorang pemimpin agama yang kemudian dijadikan Nabi. Beliaulah yang merupakan kisah di mana Thalut menjadi jenderal unutk berperang dengan Jalut di surat Al Baqarah ayat ke-246 hingga 251.
Pada masa beliau, Bani Israel dalam masa-masa sulit sebagai sebuah bangsa besar. Mereka ingin agar kejayaan sebagai sebuah bangsa besar dapat terwujud. Dan ini hanya diraih dengan berperang melawan mush-musuh mereka. Karena itulah, mereka meminta kepada Nabi Samuel untuk menentukan seorang raja bagi mereka yang dapat memimpin dan berperang melawan musuh-musuh mereka. Selanjutnya Anda dapat merujuk ke surat al Baqarah ayat ke-246 hingga 251.

4. Deborah.
Beliau adalah seorang wanita yang kuat dan nekatan. Ia mampu mengambil peran laki-laki dalam berbagai peperangan. Ia adalah seorang wanita keturunan Ephraem.

Masa Para Hakim ini berlangsung hingga berdirinya kerajaan Bani Israel. Jumlah mereka sampai lima belas hakim di anatara mereka yang telah disebutkan di atas adalah Tashnael, Ahor, Shamago, Yadan, Yefta dan lain-lain.

Para sejarawan mengatakan bahwa pada zaman Para Hakim, Bani Israel mirip dengan Amerika Serikat: setiap wilayah satu suku dipimpin oleh beberapa pembesar suku. Suku-suku ini semuanya saling berhubungan dan disatukan oleh satu ikatan.

Jika Anda membaca Kitab Para Hakim di Bible, Anda akan mendapatkan kesimpulan bahwa masa ini adalah masa terburuk Bani Israel. Kejahatan dan kemungkaran tersebar, patung-patung disembah, orang-orang saleh dibunuh dan perzinaan semarak. Akibat dari penyimpangan akidah dan moral, Bani Israel tertimpa banyak cobaan dan serangan musuh.

Puncak dari keputus-asaan mereka ini disampaikan melalui dialog di surat al Baqarah tadi. Maka Allah memilih Thalut atau Saul sebagai pemimpin perang.


ilustrasi Thalut diresmikan menjadi pemimpin perang oleh Nabi Samuel

Dan jadilah beliau pemimpin Bani Israel untuk berperang. Dan ini terjadi pada 1025 sebelum Masehi.

Thalut ataus Saul adalah raja pertama Bani Israel. Namun, beliau tidak pernah berada di ibu kota. Hidupnya lebih banyak dihabiskan di tenda militer dan medan pertempuran. Musuh-musuhnya tidak pernah memberi kesempatan untuk membentuk entitas sebuah kerajaan.

Peperangan beliau yang termashur adalah ketika berhadapan dengan Jalut atau Goliath. Tidak hanya karena pasukan yang dibawanya yang sedikit melawan pasukan berjumlah besar, tetapi juga tampilnya seorang anak muda yang berhasil membunuh Jaluth atau Goliath, Daud yang kemudian juga menjadi raja sekaligus nabi.



Nabi Daud atau David lahir di kota Betlehem. Beliau adalah Daud bin Yussa. Di masa remajanya belaiu adalah penggembala kambing, sebuah profesi para nabi dan rasul sebelum di angkat menjadi nabi atau rasul.

Nabi Daud menjadi raja setelah Thalut wafat. Beliau menjadi raja pada tahun 1044 sebelum Masehi hingga 963 sM. Kira-kira 40 tahun masa pemerintahan beliau. Pada tujuh tahun pertama pemerintahannya, el Khalil (Hebron) adalah ibu kota kerajaan. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, ibu kota kerajaan dipindahkan ke Yerusalem.

Pada masa pemerintahannya, beliau berhasil menaklukkan dan mengusir bangsa Yabus dari kota al Quds pada tahun 995 sM. Beliau adalah pendiri kerajaan Islam untuk Bani Israel di Palestina yang sesungguhnya.

Kerajaan Islam? Mungkin Anda bertanya demikian. Mengapa disebut kerajaan Islam?

Pembaca yang budiman, semua Nabi dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad membawa satu misi tunggal yang sama: Tiada Tuhan selain Allah. Dan ini adalah tauhid. Dan inti dari Islam. Yang membedakan hanyalah syariat. Syariat Nabi Musa dan Nabi Muhammad berbeda, karena kondisi waktu dan tempat serta memang itu adalah ketetapan Allah.

Maka kita pun harus bangga bahwa pendiri kerajaan dan kejayaan Islam pertama di bumi Palestina adalah Nabi Daud. Ini penting untuk disampaikan di sini. Karena bumi Allah ini hanya untuk orang muslim untuk diolah sesuai titah pertama: khalifatullah fil ardh.

Maka gaungkan bahwa Nabi Daud dan Nabi Sulaiaman adalah pendiri kejayaan umat Islam Bani Israel di Palestina. Nantinya, apabila ada selain umat Islam yang ingin menginjakkan kakinya di tanah suci Palestina ia harus bertauhid. Jika tidak, maka bangsa manapun tidak pantas berada di Palestina sebagai penguasa. Inilah apa yang disampaikan oleh Nabi Musa pertama kali kepada Bani Israel untuk mengusir bangsa Filistine dari Palestina. Karena misi sentral Nabi Musa adalah tauhid dan bangsa Filistine saat itu adalah bangsa berideologi pagan. Dan ini akan berlanjut di masa mendatang ketika semua umat Islam harus berhadapan dengan bangsa non Muslim di Palestina untuk pengusiran besar-besaran demi kesucian tanah Palestina dan demi tauhid Islam yang dibawa oleh Nabi Musa hingga Nabi Muhammad.

Ini juga penting disampaikan di sini bahwa nabi Daud adalah beragama islam. Maka jika Geert wilders dalam wawancaranya mengatakan I don't hate moslem but I hate Islam, maka ia telah membenci apa yang dibawa oleh Nabi Musa dan Nabi Daud. Dan kalimat Geert Wilders tersebut pun dalam konteks agar umat Islam mengganti agamanya. Karena yang ia "bakar" adalah lumbung yang bernama Islam sementara isinya tidak dibakar. Padahal bila seseorang tidak ingin terbakar olehnya ia harus keluar dari lumbung tersebut. Ini artinya ia harus keluar dari agama Islam. Sebuah kalimat bersayap agar umat Islam berganti agama atau paling tidak tidak beragama Islam!

Setelah Nabi Daud wafat, maka sebagai penggatinya adalah Nabi Sulaiman. Zaman beliau ini secara umum adalah zaman tenang baik secara politik, sosial dan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan Nabi Daud telah menghilangkan segala rintangan dan menaklukkan seluruh kekuatan politik. Dengan demikian, Nabi Sulaiman dapat berkonsentrasi pada pembangunan dan perluasan kerajaan Beliau menjadi raja pada tahun 963 hingga wafat pada tahun 923 sM.

Kejayaan kerajaan Islam zaman Nabi Sulaiman ini merupakan hal yang wajar. Di satu sisi karena masa tenang secara politik juga karena Nabi Sulaiman memohon agar beliau diberi sebuah masa kerajaan yang hebat hingga tidak ada lagi Nabi sesudahnya yang diberi anugerah seperti beliau. Artinya, semasa hidup Nabi sesudah Nabi Sulaiman tidak memiliki apa yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman. Permintaan beliau terbatas pada nabi bukan umat. Sebab kejayaan umat Islam zaman sesudah Nabi Muhammad lebih besar dan hebat dari kerajaan Islam zaman Nabi Sulaiman.

Dan pada masa ini beliau membangun sebuah masjid yang diklaim oleh Yahudi sebagai kuil. Istilah kuil lebih dekat kepada agama pagan, sementara masjid lebih dekat istilahnya kepada Islam.


Maket ilusi Yahudi-zionis akan kuil(?) Nabi Sulaiman. Perhatikan bagaimana kuil tersebut menyimbolkan agama pagan dari pada agama Islam (tauhid).

Jika memang Nabi Sulaiman membangun sebuah masjid tentu masjid tersebut bukanlah tempat menyimpan harta yang banyak. Sebab di zaman sekarang banyak Yahudi yang menduga di bawah reruntuhan kuil itu terdapat harta Nabi Sulaiman yang kini di atasnya berdiri masjid al Aqsa. Sebagai seorang muslim dan Nabi, raja Sulaiman tidaklah mungkin menyimpan harta kekayaannya di kuilnya.

Menurut Sayid Quthub dalam tafsirnya, beliau mengatakan:
"Tidak semua penduduk bumi menjadi tentara Nabi Sulaiman, karena kerajaannya tidak lebih dari apa yang ada sekarang dikenal dengan Palestina (ini benar menurut penulis, karena ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Sulaiman hanya untuk Bani Israel dan tanag Palestina sebagai misi warisan dari Nabi Musa dan bukan untuk menguasai seluruh jazirah timur tengah. Karena itu tadi, dakwah Islam Nabi Sulaiman terbatas pada bangsa Israel, demikian pendapat penulis yang setuju dengan pendapat Sayid Quthub). Juga tidak semua jin dan burung ditundukkan bagi Nabi Sulaiman, hanya beberapa kelompok dari mereka."

Demikian pendapat Sayid Quthub.

Sebagai kata penutup untuk bab ini, Nabi Sulaiman inilah yang menjadi sasaran fitnah Yahudi zionis di masa mendatang sebagai penguasa ilmu sihir dan pelindung setan. Fitnah terus berlangung dengan ilusi tentang kuil yang sejatinya hanyalah sebuah masjid untuk beribadat. Tetapi oleh Yahudi-zionis dijadikan alasan untuk meruntuhkan masjid al Aqsa dan mendirikan kerajaan setan berlandaskan ilmu sihir kabbalah.


Gambar ilusi kuil Nabi Sulaiman

Hal ini disampaikan oleh Allah dalam surat al Baqarah ayat ke-102 tentang fitnah atas Nabi Sulaiman yang penyembah Iblis dan pelindung setan serta memiliki ilmu sihir penerus ilmu sihir kabbalah. Dan ini akan dibahas lebih jauh dan dalam pada bab-bab berikutnya.

Bagaiman nasib Bani Israel setelah wafatnya Nabi Sulaiman? Ikuti terus artikel ini pada seri berikutnya.

Islam, Kartun dan Teletubbies

Anda pasti pernah mendengar kalimat populer berikut ini:"Berpelukkan . . .". Ya, kalimat tersebut terlontar dari boneka-boneka lucu dalam film anak-anak Teletubbies. Tapi tahukah Anda bahwa dalam film ini tersimpan ideologi pagan atau ideologi anti-tauhid yang dikemas secara halus dan sempurna?

Pembaca yang budiman, jika Anda perhatikan secara jeli dan kemudian berpikir secara jernih dan dalam maka akan Anda dapatkan jika film ini secara halus menyajikan ideologi tentang kesucian matahari, bintang di tata surya kita yang dianggap suci bagi suku Indian dan di beberapa tempat di dunia ini.

Sudah bukan rahasia lagi jika matahari menjadi sebuah dewa suci, baik itu dalam agama Hindu, Sinto, Mesir kuno dengan nama Ra, dan lain sebagainya.

Lalu di mana letak ideologi dewa matahari ini.

Sebelum penulis membahasnya, perhatikan gambar di bawah berikut ini.



Nah, di gambar yang diambil dari film Teletubbies tersebut terlihat dengan jelas bagaimana matahari diberi rupa dengan wajah bayi yang lucu dan innocent. Lalu di mana letak simbol dewa mataharinya?

Dalam film tersebut, matahari diberi rupa wajah bayi. Seperti kita ketahui bersama, bayi menandakan kesucian, yang artinya ia lahir di dunia ini tanpa dosa sama sekali dan setiap orang yang melihat anak bayi pasti secara naluri akan tersetuh dengan rasa sayang dan kelucuan dari wajahnya yang memang tanpa dosa.

Nah, di sinilah secara halus film ini dibuat untuk memberi simbol dewa matahari secara halus dengan menampilkan wajah bayi dengan maksud mudah diterima oleh anak-anak tapi sejatinya bermakna penghormatan terhadap dewa matahari.

Film yang dibuat di Inggris oleh Ragdoll Production pada tahun 1997 ini membuat kita teringat akan hari minggu dalam bahasa Inggis, Sunday, harinya matahari. Sebuah nama untuk sebuah hari untuk menyembah matahari.

Memang bila penulis memberi kometar demikian ada yang mengatakan, "Ah, film itukan untuk anak-anak, anak-anak mana tahu hal seperti itu. Dan juga analisa seperti itu terlalu jauh dari film yang disajikan".

Tetapi jika kita melihat secara utuh akidah Islam maka sudah seharusnya kita tetap mem-protect anak-anak kita meski hal tersebut sangat kecil dan halus secara ideologi.

KArtun atau film animasi lainnya tetaplah dibuat oleh manusia yang mana dalam otaknya tetap menyimpan sebuah konsep, entah itu konsep hdupnya maupun konsep secara umum akan pandangan hidupnya.

Sebagai bahan renungan dan sekaligus wacana adalah jika kita memprotes kartun Nabi Muhammad yang dibuat secara "kasar dan menghina" apakah kita juga memprotes jika Nabi Muhammad digambar dengan "baik dan terhormat?

Jika jawaban ini adlah ya, kita harus memprotes kartun yang meski baik dan sebuah penghormatan untuk Nabi, lalu bagaimana film kartun-kartun nabi-nabi yang lain? Bukankah kita memiliki pedoman dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat ke-285 yaitu:
"Rasul (Muhammad) telah beriman kepada Aap yang diturunkan kepadanya dari Tuhanya dan demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata)"Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya".

Jika kartun Nabi Muhammad tidak boleh dibuat maka seharusnya kita juga bertanya hal yang sama bagaimana nasib kartun-kartun Nabi/Rasul yang lain seperti Nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Ibrahim dan Nabi Isa as.

Bila kita melihat kartun Nabi Nuh, Ibrahim, Musa yang dibuat di Barat maka kita mendapatkan begitu mudahnya mereka mereka-reka wajah dan gaya para Nabi tersebut. Jelas, kartun yang dibuat oleh mereka ini berdasarkan kisah-kisah yang ada di Bible.

Lalu bagaimana sikap kita terhadap kartun para nabi ini? Samakah marah kita seperti marah kita terhadap kartun Nabi Muhammad yang seandainya dibuat berdasarkan kisah dalam Al Qur'an?

Jika tidak sama? Lalu bagaimana dengan ayat ke-285 dari surat Al Baqarah tersebut? Bukankah kehormatan semua Nabi dan rasul harus sama di mata kita sebagai orang beriman?

Biarlahlah pertanyaan ini menjadi renungan dan wacana bagi kita semua.

Bagaimana pendapat Anda?

Senin, 14 April 2008

Surat Al Lahab dan Hikmahnya

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sungguh dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Anda tahu kalimat-kalimat di atas? Ya, itulah terjemahan dari surat Al Lahab surat ke-111. Surat yang mengecam dan mengancam Abu Lahab, paman dari Nabi Muhammad.

Dan tahukah Anda bahwa surat ini merupakan satu dari sebagian mukjizat Al Qur'an?

Jika Anda membaca sejarah kehidupan Nabi, maka Anda akan dapatkan surat ini turun ketika Abu Lahab sendiri masih hidup segar bugar.Dan ketika surat ini turun lalu Abu Lahab mengetahui hal tersebut, maka ia semakin geram dan beringas akan dakwah Nabi di kota Mekkah.

Lalu di mana bagian mukjizat AL Qur'an?

Pembaca yang budiman, jika Anda berpikir jernih sejenak justru sejarah telah membuka mata kita bahwa surat ini merupakan surat yang begitu menghujam ke dalam sanubari manusia hingga Abu Lahab sendiri pun "tidak cerdas" dalam menanggapinya. "Ketidak cerdasan" bukan karena ia tidak cerdas, tetapi karena kemarahannya yang begitu meluap hingga ia lupa akan satu hal, yaitu kebenaran Al Qur'an dan Nabi Muhammad dalam kemarahannya tersebut.

Kita tahu bahwa Abu Lahab adalah tokoh besar yang berperan dalam peredupan dakwah Isalm di kota Mekkah. Segala upaya dilakukan oleh kaum Quraish atas sponspor besar Abu Lahab.

Dan surat Abu Lahab khusus untuk dirinya ini merupakan bukti nyata bahwa Nabi Muhammad dan Al Qur'an merupakan fakta kebenaran. Justru fakta kebenaran tersebut ada di dalam diri Abu Lahab.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Pembaca budiman, jika seandainya surat Abu Lahab ini turun kemudian Abu Lahab mendengar dan mengetahuinya dan selanjutnya ia berubah 180 derajat sikapnya atas dakwah Nabi Muhammad maka surat ke-111 ini pasti harus terhapus dalam daftar surat di Al Qur'an. Ini yang pertama.

Yang kedua, tentu saja ini menjadi bukti bahwa 'efek' yang dikatakan oleh Barat "dendam" dalam bentuk condemn tidak terbukti. Sebab kemarahan Abu Lahablah yang justru membuat surat ini semakin membuktikan bahwa memang ia begitu adanya dan justru membuat ia semakin jauh dari hidayah dan efek akhirnya justru memperkuat bahwa Al Qur'an memang ayat Allah yang Allah sendiri penguasa hati manusia.

Yang ketiga, surat ini memperkuat bahwa manusia yang marah-marah memang menutup otak kecerdasannya yang jernih untuk berpikir. Apalagi kemarahannya itu diluapkan untuk dakwah Islam. Maka yang timbul adalah kebodohan dirinya dan sekaligus menunjukkan kebenaran dakwah Islam itu sendiri. Abu Lahab tidak sadar bahwa semakin ia marah dan membenci Islam semakin benar pula ayat-ayat Al Qur'an. Kalau saja ia tidak marah dan berbalik baik terhadap Islam maka ayat-ayat surat Al Lahab harus diganti dan akhirnya harus dihapus. Tetapi Maha Benar Allah yang menguasai hati manusia. Ini tidak terjadi. Al Qur'an tetap 114 surat.

Pembaca yang budiman, demikianlah hikmah dari surat Al Lahab. Surat tersebut tentu Anda hapal dengan baik, tetapi di balik surat tersebut begitu dahsyat mukjizat Al Qur'an yang tersimpan di dalamnya.

Marah yang meluap-luap menutup kecerdasan manusia. Marah pulalah yang semakin membenarkan Al Qura'n sebagai kalam Ilahi. Semakin kaum kafir marah terhadap Islam maka semakin benar pula Islam itu sendiri.

Jadi kita tetap cool menghadapi kemarahan kaum kafir karena justru di situlah letak kelemahan mereka dan kebenaran Islam.

Bagaimana pendapat Anda?

Selasa, 01 April 2008

Aha Eureka! Yahudi: Berawal di Mesir Berakhir di Palestina (2)

Bab III: Penindasan dan Eksodus

Penindasan Firaun atas Bani Israel begitu hebat, hingga Allah sendiri menggunakan kalimat," . . .mereka menyiksa kalian dengan siksa yang pedih . . .Pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhan (Ibrahim: 6)

Penindasan tidak hanya berupa fisik dengan menjadikan mereka budak tetapi juga berlanjut terhadap generasi mereka. Firaun-dalam sejarah yang masyhur ia adalah Ramses II, juga memerintahkan untuk membunuh anak laki-laki Bani Israel dan para perempuannya dipermalukan. Dalam konteks modern, mempermalukan perempuan berarti dijadikan pelacur atau dijadikan obyek senonoh dalam bentuk tarian setengah telanjang atau dijadikan pelayan dengan pakaian setengah telanjang. Itu semua dilakukan oleh Firaun tanpa ampun.

Setelah lama menjadi budak, kira-kira hamper 400 tahun lamanya, Bani Israel pun mendapatkan seorang penolong yang pernah menjadi anak angkat Firaun sendiri, Musa.

Nama Musa sendiri adalah dari bahasa Kopti tua, gabungan di antara dua kata, Mu dan Sa. Mu artinya air dan Sa artinya pohon. Jadi Musa berarti pohon air. Demikian yang penulis nukil dari tafsir Al Azhar milik ulama panutan penulis, Buya Hamka di juz ke-9.


Horus, salah satu Dewa Mesir. Kini dipakai menjadi simbol negara termasuk Indonesia

Beliau dinamai demikian sebab di waktu bayi beliau dilemparkan oleh ibunya ke sungai Nil dengan diletakkan di dalam sebuah peti kayu, lalu dipungut oleh puteri Firaun kemudian dipelihara yang oleh Allah menjadikan Musa the enemy of Firaun’s enemy.

Singkat kata, setelah adu kekuatan antara sihir dan mukjizat Allah di hadapan seluruh rakyat Mesir, Firaun semakin gusar akan kehadiran Nabi Musa di Mesir dengan misinya : Pembebasan Bani israel.

Kegusaran Firaun bukan hanya terletak pada tiada artinya kekuasaanya di mata Nabi Musa akan halnya ia sebagai Tuhannya bangsa Mesir, tetapi juga akan tiadanya Bani Israel di tanah Mesir.

Apalah artinya seorang raja diraja tanpa budak belian yang hina? Tidak ada seorang pun yang jadi raja jika tidak ada yang menjadi budak.

Prinsip sederhana ini merupakan alasan Firaun untuk tidak melepaskan Bani Israel dari tanah Mesir.

Bani Israel dihina tapi juga dibutuhkan.
Bani Israel ditindas tapi juga berguna atas nama pembangunan.

Sebuah kisah klasik hingga di zaman modern: suatu bangsa ditindas akan hak-haknya tapi dibutuhkan dalam perekonomian atas nama Negara.

Kita dapat melihatnya sekarang maka kaum buruh dengan upah yang murah tapi tidak diperhatikan akan hak-haknya. Meski demikian, para buruh tersebut sangat dibutuhkan untuk menggerakkan roda perekonomian Negara.

Menjadi budak di Negara sendiri? Boleh jadi demikian.

Kembali ke nasib Bani Israel. Pembangunan piramid dan bangunan besar lainnya di Mesir pastilah membutuhkan tenaga yang banyak tapi murah dari ongkos kas negara. Dan itu jelas didapatkan dari tenaga Bani Israel. Sebuah bangsa yang begitu besar populasinya semenjak dinasti Hyksos.

Maka Allah mengurus Nabi Musa untuk membebaskan Bani Israel dari perbudakan.

Pembaca yang budiman, pembebasan Nabi Musa ini meliputi dua hal. Yang pertama pembebasan secara fisik dari perbudakan. Dan yang kedua pembebasan secara spiritual dari budak hawa nafsu dengan bertauhid kepada Allah semata. Hanya Allah sajalah yang patut disembah dan dipuja.


Apis, dewa yang kemudian menjadi model sapi betina Samiri (lihat surat Al Baqarah)

Dengan petunjuk Allah, Nabi Musa mulai melakukan manuver politik dengan menggalang kekuatan untuk siap-siap eksodus besar-besaran dari Mesir.

Tetapi langkah Nabi Musa ini pun mulai dikeluhkan oleh Bani Israel sendiri. Ibarat kata, mereka seperti anjing yang tercepit di pintu pagar. Tidak ditolong anjing tersebut kesakitan tetapi jika ditolong pun ia akan menggigit.

Nah, Bani Israel megeluh akan perjuangan Nabi Musa ini direkam dalam Al Qur’an dalam surat ke-7 ayat 129, ”Mereka (Bani Israel) berkata, ”Telah disakiti kami sebelum engkau datang kepada kami, dan sesudah engkau mendatangi kami. ”

Dengan keteguhannya dan dengan optimisme berlandaskan iman, Nabi musa menyakinkan Bani Israel bahwa ia akan membimbing mereka ke tanah yang dijanjikan, Kana’an, Palestina sekarang ini.

Tetapi, pembaca yang budiman, ada hal yang perlu ditekankan akan hal ini.

Tanah atau bumi yang dijanjikan oleh Allah melalui Nabinya hanyalah untuk hamba-hamba Allah siapa saja yang Dia inginkan. Dengan kata lain, hanya bangsa yang beriman kepada Allahlah maka bumi atau tanah di manapun berada untuk dihuni, digarap dan dijadikan tempat untuk beribadah kepada Allah.

Dengan demikian tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan untuk semua bangsa yang beriman (bertauhid) kepada Allah. Bukan hanya untuk Bani Israel semata!

Untuk mempertegas hal ini silakan buka surat ke-7 ayat ke-128 dan surat ke-21 ayat ke-41.

Kembali ke kisah Nabi Musa, Nabi Musa membawa misi untuk melepaskan Bani Israel dari penindasan Firaun juga membawa misi lain yaitu dakwah tauhid.

Sudah bukan rahasia lagi kalau bangsa Mesir begitu percaya dengan dewa-dewa. Di samping percaya dengan dewa-dewa, mereka juga percaya dengan kekuatan sihir yang menurut mereka adalah bentuk pertolongan dari para dewa.

Berkaitan dengan ini, maka Firaun meminta para ahli sihirnya untuk bertarung dengan kekuatan yang dibawa oleh Nabi Musa. Maka terjadilah pertarungan terbuka antara Nabi Musa dan para ahli sihir tersebut.


ilustrasi Nabi Musa dan ahli sihir di hadapan Firaun

Singkat kata, para ahli sihir tersebut kalah. Maka kalahlah pula Firaun atas kekuatannya yang diwakilkan kepada para ahli sihirnya.

Perlu pembaca ketahui bahwa ahli sihir di zaman Firaun memiliki kedudukan lebih dekat daripada para jenderal perang atau pejabat besar lainnya. Ini diperkuat oleh Al Qur’an dalam surat ke-7 ayat ke-110 ketika Firaun meminta perintah kepada ahli sihir atas kekuatan yang dibawa Nabi Musa berupa tongkat yang menjadi ular.


Anubis, Dewa Kematian
Luar biasa! Firaun meminta perintah dari ahli sihir, bukan dirinya yang memberi perintah.
Dapat Anda bayangkan betapa powerful-nya para ahli sihir tersebut di mata Firaun!

Tapi apa yang terjadi ketika mereka kalah dihadapan Nabi Musa?

Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah yang terjadi pada Firaun.

Ahli sihir yang sudah kalah tadi juga membelot secara ideologi. Tepat dihadapan Firaun!


khnum, Dewa Ram. Dewa ini akam menjadi simbol organisasi rahasia Yahudi

Firaun yang kekuatannya diwakilkan pada ahli sihir tercoreng dua kali secara beruntun.

Kemarahan yang begitu besar pun terlontarkan. Dan ekses ini pun berlanjut ke Bani Israel. Bani Israel pun melontarkan marahnya kepada Nabi Musa akan semuanya ini.

Melihat hal ini, maka Allah memberi perintah kepada Nabi Musa. Dan perintah dari Allah untuk ini hanya satu : Segera keluar dari tanah Mesir!

Eksodus terbesar dalam sejarah pun terjadi. Bani Israel dengan di bawah komando Nabi Musa mulai keluar dari tanah Mesir.


ilustrasi Bani Israel sedang eksodus

Sebuah eksodus Bani Israel yang sangat bersejarah dan sekaligus berbahaya !

Bersejarah, karena inilah langkah awal mereka mulai mengawali sebuah kehidupan baru hingga masa kini.

Bersejarah, karena inilah awal mereka menjadi sebuah bangsa yang benar-benar memiliki sebuah tanah sendiri, bukan tanah bangsa lain. Dan tanah tersebut adalah Kana’an, Palestina.

Bersejarah, karena inilah awal mereka menjadi sebuah bangsa yang mulai terkuak kedoknya yang pembangkang, penakut, sombong, tamak terhadap dunia, pembunuh, tukang adu domba dan sebagainya yang dapat kita rasakan hingga masa sekarang ini.


Osiris, salah satu dewa Mesir
Bersejarah karena inilah awal mereka akan terpecah menjadi dua kekuatan besar di masa sekarang ini selain agama Islam, Yahudi dan Nasrani.

Bersejarah karena mereka menjadi bangsa yang merdeka. Bukan lagi menjadi budak hina.

Berbahaya, karena mereka pasti diburu oleh tentara Firaun untuk dibunuh karena keluar dari Mesir.

Berbahaya, karena mereka baru kali ini menggembara di belantara padang pasir tanpa pengalaman sama sekali hidup dalam dunia padang pasir.

Berbahaya, karena mereka akan menghadapi semuanya -tanah yang dijanjikan, hidup bebas, ideologi tauhid - dengan taruhan nyawa.

Tetapi Bani Israel tidak punya pilihan lain. Eksodus atau tidak sama sekali!

Ingin membuat sejarah baru atau terkubur oleh sejaran itu sendiri di tanah Mesir.

Nabi Musa pun mulai mengantarkan mereka menuju tanah baru. Dan itu harus dimulai dengan menyeberangi laut merah.

Ketika sampai di hadapan laut merah ini pun ada di antara mereka mulai menggerutu. Di depan laut terbentang luas sementara mereka tidak punya kapal atau perahu untuk menyeberang. Di belakang tentara Firaun siap menggorok leher mereka. Kembali mereka menyalahkan Nabi Musa atas tersudutnya keadaan mereka.

Dan kembali, sejarah besar terjadi. Dan ini pun hanya sekali dalam hidup.

Bila eksodus besar-besaran ini hanya terjadi dalam sekali di sejarah manusia, maka laut yang terbelah juga terjadi hanya sekali dalam sejarah.

Memang kehidupan Bani Isarel penuh dengan sejarah besar. Eksodus, laut terbelah adalah bagian dari sejarah besar mereka.

Dengan terbelahnya laut Merah atas pertolongan Allah dengan melalui ketukan tongkat musa, maka selamatlah Bani Israel dari kejaran Firaun.


ilustrasi terbelahnya laut Merah


Nasib Firaun sendiri? Mati secara menggenaskan di lautan yang ia akui di bawah kekuasaannya bersama seluruh tentaranya ketika mencoba melewati jalan yang sama ditempuh oleh Bani Israel.

Dan mayatnya ini tetap diselamatkan oleh Allah sebagai bukti kekuasaan Allah atas manusia paling sombong yang pernah lahir di dunia.


ilustrasi Bani Israel sedang menyeberangi laut Merah
Menurut sejarah, hanya mayat Firaun Ramses II ini sajalah yang di paru-parunya terdapat bekas rendaman air laut. Adapun mumi yang lain tidak ditemui hal ini. Ini yang membuat para ahli sejarah Mesir Kuno menyakini jika Ramses II adalah Firaun yang mengejar Nabi Musa.

Terlepas dari itu semua, sejarah kehidupan Bani Israel memasuki babak baru.

Dan artikel ini akan menguak bagaimana watak asli mereka hingga mampu merubah wajah dunia ini menjadi baik dan buruk.

Itu semua berawal dari eksodus mereka.

Dan sejarah besar ini telah berawal di Mesir !


Bagaimana selanjutnya nasib Bani Israel ini ? Tunggu saja artikel berikutnya!