Jumat, 15 Juli 2011

KETIKA AL QURAN BERBICARA TENTANG ZINA

Salamualaikum saudaraku,

Sungguh saya mohon maaf jika saya mulai menulis lagi. Mohon maaf boleh jadi saya sibuk dengan pekerjaan baru yang saya baru jalani tepat satu tahun ini.

Menjelang puasa ramadhan ini izikanlah saya menulis topik yang boleh jadi dianggap topik biasa-biasa saja, tapi sungguh begitu banyak ledakan di otak saya tentang topik ZINA ini.

Apalagi menjelang puasa ramadhan di tahun 2011 ini, semoga menjadi benteng iman anda , dan tentunya diri saya sendiri.

Pembaca yang budiman, berbicara tentang ZINA maka sungguh dosa ini begitu spesial disebut oleh Allah dalam Al Quran, tidak seperti dosa-dosa yang lain meski pada zaman ini

berbuat ZINA menjadi, terkadang atau sering, hal yang sudag biasa di masyarakat umum. Terutama jika ada wanita yang lahir di luar nikah, toh pada akhirnya masyarakat masih

menerima mereka yang berbuat ZINA sebagai anggota masyarakat yang seolah-olah tidak berbuat sesuatu yang hina.

Pembaca yang budiman,

Allah menyebut dosa ZINA dengan kalimat yang nyata dan jelas yaitu فَاحِشَةً, dan kata ini berarti "KEJI" memiliki bentuk kata yang lain dengan arti yang sama dalam Al Quran yaitu :

الْفَحْشَاءِ yang juga berarti "KEJI". Dan lebih khususnya lagi dosa ini selalu disebut dahulu daripada kata الْمُنْكَرِ.

Jika dosa الْمُنْكَرِ (mungkar) selalu terkait dengan: pencurian, penipuan minum minuman keras, bahkan sampai pembunuhan , maka dosa فَاحِشَةً yang berarti 'keji' hanya terkait

dengan dosa berZINA baik dengan lawan jenis maupun lawan jenis (homoseksual). Berikut keterangan ayatnya:

  • Untuk yang lawan jenis Allah menjelaskan di surat 17 ayat 32, dengan hukuman berbuat ZINA di surat 24 ayat 2 , dan setelah menjalankan hukuman ini maka Allah 'menurunkan' derajatnya dalam pernikahan resmi di dalam umat Islam di ayat berikutnya , surat 24 ayat 3
  • Untuk yang sesama jenis (homoseksual) Allah menyebutnya berikut ini وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ [٢٩:٢٨]
    , surat ke 29 ayat ke 28 yang artinya: Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu".

Pembaca yang budiman,

Membaca ayat-ayat Allah di dalam Al Quran tentang ZINA ini sejatinya disebut dengan begitu keras hingga Allah menyebutnya lebih dahulu daripada kata mungkar. Bahkan tolok ukur

seorang tidak berbuat zina adalah tolak ukur pertama dari label seseorang yang telah melaksanakan sholat. Sungguh Allah telah nyata menjelaskan ini di ayat berikut:

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ [٢٩:٤٥]

Yang artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dan lebih spesial lagi ketika perintah larangan pertama Allah terhadap makhluk yang bernama manusia pun disebut sama untuk larangan dalam dosa ZINA.

Allah berfirman kepada nabi Adam dalam surat Al Baqarah:

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ [٢:٣٥]

Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim

Kalimat "jangalah kamu mendekati…" adalah perintah pertama Allah terhadap nenek moyang manusia diulang secara sama oleh Allah untuk dosa ZINA. Berikut ayatnya:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا [١٧:٣٢]
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

Dari paparan beberapa ayat di atas dapat kita renungkan bersama sebenarnya dosa ZINA ini mendapatkan perhatian khusus oleh Allah. Namun, malangnya kita terkadang menganggap

Dosa ini hanya dosa 'biasa' saja karena boleh jadi ada yang berpikiran toh setiap manusia memiliki nafus seks yang tidak mungkin dihindarkan. Dengan dorongan alami dalam diri

manusia ini ketika seseorang berbuat ZINA maka dapat 'dimaafkan' karena ini 'manusiawi'. Benarkah demikian?


 

Pembaca yang budiman, Allah sebagai pencipta manusia tentu maha tahu apa yang Ia ciptakan. Dan potensi seks manusia sampai d titik manapun jelas dan tak terbanhtakan Allah pasti

Tahu. Dan ketika manusia berbuat dosa ZINA ini dan pasti ada manusia yang menganggapnya menjadi dosa yang biasa-biasa saja, Allah telah memberikan peringatan dalam ayat berikut

Ini di surat An Nur ayat ke 2:

الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖ
وَلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
 ۖ

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera,
dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah

Di ayat di atas disebutkan oleh Allah "belas kasihan", dan ini terkait dengan naluri manusia akan naluri lain yang salah. Pasti di masyarakat sekarang ini ada rasa memaafkan ketika dua

insan melakuakn dosa ZINA hingga hamil dan kedua-duanya saling jatuh cinta tetap saja di nikahkan secara layak seolah-olah pernikahan yang tidak berlumur dosa. Sering kita lihat ada

undangan pernikahan yang dihadiri oleh tetangga, teman dan kerabat meski sang kedua mempelai telah berzina lebih dahulu sebelum akad nikah. Para tamu bahkan dengan asyiknya

memberi ucapan selamat dan hadiah. Sungguh begitu mudahnya kita member rasa 'belas kasih' terhadap dosa ZINA.

Atau kehidupan para artis saat ini. Nyata-nyata ada artis yang berbuat ZINA toh masih saja rasa ' belas kasih' di masyarakat untuk memberikan tempat mereka di kasta terhormat

seolah-seolah tidak terjadi dosa KEJI yang telah menempel di tubuh mereka yang berzina.

Pertanyaannya. Mengapa begitu mudah kita menempatkan dosa ZINA ini sebagai dosa biasa-biasa saja?

Warnet, TV, bahkan buku-buku dan majalah telah berlumuran ZINA dan toh masyarakat kita menganggap tidak masalah. Perlahan tapi pasti kalimat 'jangalah mendekat' tanpa sadar

kita dibuai oleh dorongan nafsu alami yang melanggar batasan Allah.


 

Pohon yang dilarang oleh Allah adalah sebuah pohon dengan buah yang menarik hati manusia. Nafsu manusia yang ada semenjak diciptakan inilah 'diolah' secara halus dan teliti oleh

Iblis agar terlempar keluar menjadi hina. Nafsu kita ibarat magnet kecil yang memiliki daya magnet terhadap apa yang menjadi 'jodoh' magnetnya. Jelas sekali ketika sebuah magnet

kecil mendekati obyek yang besar ia yang terus memburu obyek itu dan bukan sebaliknya kemanapun obyek tersebut bergerak. Inilah larangan kata "mendekat". Kita memiliki magnet

kecil berupa nafsu seks dengan tenaga magnet berupa dorongan 'seks' dan obyek besar besar yang siap menyedot magnet kita untuk menempel ke obyek tersebut. Obyek ini adalah

Iblis dengan kekuatan magnet penuh agar magnet kita menempel.

Ingatlah, ketika Nabi Adam telah menempelkan magnetnya kepada pohon tersebut maka fatal akibatnya. Beliau dan istrinya menjadi makhluk turun kasta karena terlempar dari surga.

Sejatinya dosa ZiNA ini juga melemparkan manusia ke kasta yang rendah, malangnya ini tidak terjadi di masyarakat kita.

Daya dorong magnet inilah yang harus kita jaga agar jangan sampai mendekat obyek dosa ZINA. Siapapun kita jangan sekali-kali mecoba untuk mendekat, karena Allah telah

Memberikan kuasa kepada Iblis untuk mengeksplor daya magnet ini agar kita menempel ke obyeknya. Berikut Allah member kuasa terhadap Iblis:

قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَٰذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا [١٧:٦٢]

Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil".

﴿٦٢﴾

  

قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُورًا [١٧:٦٣]

Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.

﴿٦٣﴾

  

وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ وَعِدْهُمْ ۚ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا [١٧:٦٤]

Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.

﴿٦٤﴾

  

إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ ۚ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ وَكِيلًا [١٧:٦٥]

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga".


 

Jadi Allah sendiri memberi perintah kepada Iblis untuk mencoba menghasut kita, tetapi kuasa Iblis terbatas jika kita benar-benar hamba Allah.

Dengan kuasa menggoda inilah kita juga digoda melalui daya magnet seks ZINA.


 

Dalam masyarakat kita telah terjadi campur baur antara yang salah dan benar, ZINA dan halal. Bahkan ada kata ZINA diagnti dengan kata yang indah "CINTA". Pernahkah anda

mendengar lagu dengan judul "CINTA SATU MALAM"? Sungguh lagu ini sejatinya layak diganti dengan "ZINA SATU MALAM" atau "DOSA SATU MALAM". Begitu asyiknya lantunan lagu

ini hingga melupakan kita bahwa lagu ini tentang dosa ZINA di suatu malam. Maka permainan Iblis pun semakin asyik karena ia melihat kita mendengarkan, perlahan menikmati

lagunya melupakan arti kata sebenarnya kata "CINTA" dan pada akhirnya kita tanpa sadarkan diri mengetuk-ngetukkan kaki mengiringi lantunan lagu tersebut. Iblis asyik melihat kita

mengikuti lagunya yang merdu tersebut. Tanpa sadar oleh kita semua, lagu tentang ZINA ini dikemas secara apik dan ngepop dari level anak-anak hingga nenek-nenek. Sempurna

sudah kita mengikuti langkah Iblis di depan kita.


 

Pembaca yang budiman,

Cukuplah sudah kita berlumuran ZINA di negeri kita yang indah ini. Kita bangsa besar dengan potensi alam yang luar biasa besar tetapi menjadi bangsa besar yang HINA di mata dunia.

Tengoklah kasus kasus TKW, tengoklah kasus korupsi hingga menempatkan kita pada ''kasta tinggi" dalam korupsi, tengoklah kasus bejat pejabat dengan gaji yang berat dan padat

tetapi masih melangkah ringan dan gagah di ruangan terhormat dan ber-AC.

Kita bangsa yang HINA di mata orang lain. Mengapa? Karena kita adalah umat Islam terbesar di dunia tetapi penikmat ZINA yang besar pula!

Pohon terlarang menjadikan Nabi Adam terhina, kalimat dosa ZINA sama larangannya yang diterima oleh Nabi Adam. Dan ZINA menjadikan manusia turun kasta, maka jika ingin bangsa

ini tidak menjadi bangsa yang hina di mata dunia mulai saaat ini juga mari bersama-sama jauhi ZINA. Sekarang juga. Bagaimana pendapat Anda?